Pendidikan Sebagai Proses Pembangunan Nasional

on Senin, 29 April 2013


Pendahuluan
Sebagai manusia kita harus mempunyai pandangan untuk hidup bagi diri kita sendiri dan keuarga nantinya dihari tua atau di masa depan. Masa depan adalah masa yang menentukan kita untuk menjadi lebih suram atau cerah, masa depan yang cerah akan membuat hidup kita akan nyaman, begitu pula sebaiknya. Masa depan yang suram akan membuat hidup kita tidak nyaman.
Dan pendidikan merupakan suatu pegangan hidup bagi manusia agar nantinya kita tidak kesulitan dalam menghadapi masa yang semakin marak  dengan teknologi canggih beserta dengan tingkat perekonomian yang telah berfluktuatif.
Pendidikan akan mampu merubah kehidupan manusia, tatanan masyarakat, tidak jarang masyarakat yang mampu dan bertaraf ekonomi yang tinggi adalah golongan orang yang terdidik/ begitu juga sebaliknya, orang – orang yang telantar, kaum miskin, kebanyakan kadar pendidiknya rendah.
Jadi pendidikan begitu penting bagi masa depan yang cerah, karena kesejahteraan hidup akan diperoleh dengan jalan menempuh pendidikan yang lama, baik itu kesejahteraan hati dan menjalani kehidupan, menempuh kesejahteraan financial ( materi ).

ISI
v  Hubungan Pendidikan Dengan Perekonomian

Pengertian pendidikan menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) adalah perubahan proses sikap dan tatalaku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pengertian tersebut sejalan dengan Undang – Undang Republik Indonesia No.2 Bab II pasal 4 tahun 1989 menjelaskan bahwa sistem pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya . . . . .
Hasil dari pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia daam rangka upaya mewajudkan tujuan pembangunan nasional.
Maka dari itu pendidikan dengan perekonomian sangatah berkaitan dan tidak dapat dipisahkan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pendidikan merupakan bagian terpenting dari proses pembangunan nasional, selain itu pendidikan juga merupakan penentu ekonomi dari suatu Negara. Para ekonom juga sependapat bahwa Sumber Daya Manusia ( SDM ) dari suatu bangsa bukan berbentuk modal fisik atau material, melainkan merupakan factor yang akan menentukan karakter dan kecepatan pembangunan social dan ekonomi suatu bangsa.
Sumber daya manusia berpendidikan akan menjadi modal utama pembangunan nasional, semakin banyak orang yang berpendidikan maka akan semakin mudah bagi suatu Negara untuk membangun bangsanya. Hal ini dikarenakan telah dikuasainya keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi oleh sumber daya manusianya. Sehingga pemerintah lebih mudah dalam menggerakan pembangunan nasional.
Menurut teori human capital pua mengasumsikan bahwa pendidikan formal merupakan instrument penting untuk menghasilkan masyarakat yang memiliki produktivitas yang tinggi. Dengan kata lain, pendidikan menyiapkan tenaga – tenaga yang siap bekerja nantinya.
      Untuk itu perlu adanya usaha merubah paradigma seseorang untuk mengubah pandangan manusia akan pendidikan, sebagian masyarakat menilai, bahwa pendidikan merupakan suatu konsumsi atau pembiayaan yang harus dihindari. Itu persepsi yang tidak tepat, seharusnya pendidikan hendaknya dianggap sebagai investasi yang harus dikeluarkan, yang manfaatnya dalam jangka panjang baru dpat dirasakan pada realitanya persepsi tersebut cukup sulit dirubah, khususnya bagi Negara kita Indonesia.

v  Kualitas Pendidikan Di Indonesia





Tabel Satu: Angka Memasuki, Putus Sekolah, dan Menyelesaikan pendidikan dasar


Tingkat Pendidikan

Masuk
Putus Sekolah
Selesai
Sekolah Dasar


94.5 %

3.3 %

91.2 %

Sekolah Menengah Pertama


55.7 %

3.6 %

52.1 %

Tabel 2 Putus Sekolah dari MI 1999/0 sampai 2004-2005
Tahun
Status
99/00
%
00/01
%
01/02
%
02/03
 %
03/04
%
04/05
%
Negeri
0.78
1.04  á
0.69  â
0.5  â
0.46  â
0.42  â
Swasta
1.10
1.20  á
0.75  â
0.7  â
0.64  â
0.75  á
Total
1.88
2.24  á
1.44  â
1.2  â
1.1  â
0.71  â

Tabel 3: Putus Sekolah dari MI tahun 2004/2005
MI
Jumlah Total Siswa Putus Sekolah
Laki-laki
Perempuan
% putus sekolah
Negeri
1,380
744
636
0.42
Swasta
21,109
11.244
9.865
0.75
Total
22,489
11.988
10.501
0.71

Tabel 4 Putus Sekolah dari MT 1998/9 sampai 2004/5
Status
98/99
%
99/00
 %
00/01
%
02/03
%
03/04
%
04/05
%
Negeri
1.36
1.27  â
1.05  â
0.9  â
0.87  â
0.86  â
Swasta
2.03
1.76  â
1.49  â
1.6  á
1.81  á
1.52  â
Total
1.85
1.63  â
1.37  â
1.4  á
1.57  á
1.36  â

Tabel 5 Putus Sekolah di MT 2004/2005
MT
Jumlah Total siswa putus sekolah
Laki-laki
Perempuan
Negeri
4.479
2.645
1.834
Swasta
24.387
13.674
10.713
Total
28.866
16.319
12.547

Tabel 6: Putus Sekolah dari MI di Propinsi-propinsi Sasaran DBE3
Tingkat Propinsi
Total
02/03
%
02/03
Total
03/04
%
03/04
Total
04/05
%
04/05
Sulawesi Selatan
607
1.1
457
0.90
500
0.88
Sumatra Utara
726
0.9
569
0.75
484
0.61
Jawa Timur
5,974
0.6
4,877
0.50
6,262
0.59
Jawa Barat
2,533
0.5
2,680
0.58
3,148
0.66
Jawa Tengah
1,550
0.3
2,053
0.40
1,700
0.34
Aceh
784
0.7
472
0.42
195
0.16
Banten
1,128
0.8
1,422
1.10
1,301
1.01
Papua
8
0.2
17
0.40
1
0.03
Tabel 7 Putus Sekolah dari MT di Propinsi-propinsi Sasaran DBE3
Tingkat Propinsi
Total
02/03
%
02/03
Total
03/04
%
03/04
Total
04/05
%
04/05
Sulawesi Selatan
714
1.4
1,305
2.66
722
1.54
Sumatra Utara
3,298
2.2
3,830
2.57
588
0.38
Jawa Timur
5,626
1.4
5,193
1.34
5,395
1.28
Jawa Barat
4,059
1.2
5,366
1.62
5,465
1.50
Jawa Tengah
4,253
1.2
4,731
1.37
5,036
1.48
Aceh
426
0.7
379
0.59
256
0.38
Banten
1,167
1.1
1,344
1.22
1,672
1.37
Papua
8
0.3
5
0.22
5
0.51  
Tabel 8: Putus Sekolah dari SD 1998/9-2002/3
Status
98/99 %
99/00 %
00/01 %
01/02 %
02/03 %
Sekolah Dasar
2.93
2.23   â
2.62  á
2.66  á
2.97  á
Male
1.86
3.03  á
3.33  á
3.21  â
3.37 á
Female
4.08
3.77  â
1.86  â
2.07  á
2.55  á

Tabel 9: Putus Sekolah dari SMP 1998/9 sampai 2002/3
Tahun
98/99 %
99/00 %
00/01 %
01/02 %
02/03 %
Laki-laki
5.04
3.91  â
3.96  á
3.15  â
2.77  â
Perempuan
2.13
3.98  á
3.27  â
2.46  â
2.05  â
Total
3.64
3.94  á
3.63  â
2.81  â
2.42  â

Tabel 10: Putus Sekolah dari SMP per Tingkat Kelas 1998/9 sampai 2002/3

Tahun Ajaran
98/99 %
99/00 %
00/01 %
01/02 %
02/03 %
1
2.13
1.99  â
1.51  â
0.99  â
0.97  â
2
4.97
1.55  â
2.20  â
2.04  â
2.06  á
3
3.83
9.03  á
7.32  â
5.59  â
4.32  â
Tabel 11: Putus sekolah dari SD dan SMP di propinsi sasaran DBE3 2002/3
Tingkat Propinsi
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah Pertama
Sulawesi Selatan
1.68 %
1.83%
Sumatra Utara
1.19%
2.51%
Jawa Timur
0.81%
1.37%
Jawa Barat
0.71%
1.40%
Jawa Tengah
0.78%
0.57%
Banten
0.83%
0.94%
Papua
2.71%
2.55%
Source:  Overview of National Education. Survey Result of National Basic Education 2003. Research and Development National Education Department 2005

Tabel 12. Angka Putus Sekolah (%) Periode 2002/2003 – 2006/2007
Jenjang  Pendidikan

2002/2003
2003/2004
2004/2005
2005/2006
2006/2007

SD+MI
2,94
2,92
2,75
2,90
2,21

SMP+MTs
2,84

2,48
2,49
1,78
2,52

Sumber: badan penelitian dan pengembangan pusat statistik, pendidikan departemen pendidikan nasional 2007


Kualitas pendidikan di Indonesia jelas masih sangat tertinggal jika dibandingkan dengan Negara – Negara tertinggi seperti Singapura, Malaysia, Brunei dan Malaysia. Hal tersebut dapat di lihat melalui Human Development Index atau indeks pembangunan manusia. Di tahun 2006, jika dibandingkan dengan beberapa Negara tetangga, Indonesia menempati urutan ke – 108 dari 177 negara. Angka ini masih sangat jauh jika melihat Singapura, Brunei dan Malaysia yang masing – masing menempati urutan ke 25, 34, dan 61.
Penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia hingga saat ini, setelah lebih dari 67 tahun kemerdekaan Indonesia, kita masih menghadapi kenyataan yang menunjukkan bahwa cita – cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa belum terwujud secara optimal. Hal ini tentunya menjadi penghalang dalam meningkatkan pembangunan Indonesia. Saat ini ada dua masalah besar yang mendasari buruknya kualitas pendidikan di Indonesia.
Pertama : permasalahan akses pendidikan, yakni pemerataan kesempatan bagi setiap warga Negara untuk memperoleh pendidikan.
Kedua : permasalahan kualitas dan relevansi pendidikan yang dapat menyebabkan kurangnya daya saing lulusan.
v  Solusi Perbaikan
Untuk memperbaiki pendidikan nasional, maka perlu diterapkan beberapa solusi diantaranya :
-          Mengatasi Permasalahan akses
Sampai dengan tahun 2009 dilakukan berbagai upaya sistematis dalam pemerataan dan perluasan pendidikan khususnya dalam konteks pelaksanaan wajib belajar selama 9 tahun.
-          Solusi lain yang ditawarkan adalah peningkatan akses pendidikan melalui pembukaan kesempatan bagi pihak swasta dalam mendirikan lembaga pendidikan tinggi baru. Namun strategi ini harus dikaitkan dengan kualitas dalam rangka peningkatan daya saing bangsa.


PENUTUP
            Pendidikan pada hakikatnya mempunyai suatu upaya untuk mewariskan nilai pembangunan bangsa yang akan menjadi penolong perekonomian nasional. Dengan pendidikan dapat pula dijadikan tuntunan umat manusia dalam menjalani kehidupan dan sekaligus memperbaiki nasib dan peradaban manusia. Tanpa pendidikan, maka diyakini bahwa manusia sekarang sangat tertinggal, baik kualitas kehidupan maupun proses merancang masa depan. Secara ekstrim bahkan dapat dikatakan bahwa masyarakat, suatu bangsa akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalani dalam masyarakat bangsa tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
-          ziazone.wordpress.com/2011/02/21
-          yopiekaanroni.blogspot.com/2012
-          rizkir0811.student.ipb.ac.id/2010
-          Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Statistik Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional. (2008). “Ikhtisar Data Pendidikan Nasional Tahun 2007/2008”. Depdiknas, Jakarta.
-          Overview of National Education. Survey Result of National Basic Education 2003. Research and Development National Education Department 2005
-          SMERU. (2006). “Kajian Cepat PKPS­BBM Bidang Pendidikan: Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 2005”. Jakarta