“PT
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk.”
v Profil Sejarah dan Pendiri PT
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk
Di tengah persaingan sektor Industri jamu yang semakin ketat,
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk telah berhasil memiliki market
share tertinggi dan reputasi yang baik sebagai industri jamu terbesar di
Indonesia. Keberhasilan yang telah dicapai saat ini tentunya tidak terlepas
dari peran dan pelaku pendiri industri ini.
Berawal dari keinginan pasangan suami isteri, Siem Thiam Hie bersama istrinya Rakhmat
Sulistio (Go Djing Nio) memulai
usaha pertamanya dengan membuka usaha Melkrey, yaitu usaha pemerahan susu yang
besar di Ambarawa. Pada tahun 1928, terjadi perang Malese yang melanda dunia.
Akibat perang ini, usaha Melkrey yang mereka rintis terpaksa gulung tikar dan
mengharuskan mereka pindah ke Solo, pada 1930. Pasangan ini kemudian memulai
usaha toko roti dengan nama Roti Muncul. Lima tahun kemudian, berbekal
kemahiran Ibu Rakhmat Sulistio (Go Djing Nio) dalam mengolah jamu dan
rempah-rempah, pasangan ini memutuskan untuk membuka usaha jamu di Yogyakarta.
Tahun 1941, mereka memformulasikan Jamu Tolak Angin yang saat
itu menggunakan nama Jamu Tujuh Angin. Ketika perang kolonial Belanda yang
kedua di tahun 1949, mereka mengungsi ke Semarang. Seiring Banyaknya permintaan
terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu
Tolak Angin dalam bentuk serbuk. Produk ini mendapat tempat di hati masyarakat
sekitar dan permintaannya pun terus meningkat. Dan pada tahun 1951 didirikan lah usaha jamu dengan nama Sido Muncul, yang
artinya “ impian yang terwujud”. Di Jalan Mlaten Trenggulun No. 104 itulah,
usaha jamu rumahan dimulai dengan di bantu oleh tiga orang karyawan.
Pada tahun 1970, dibentuk persekutuan komanditer dengan nama
CV Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul. Kemudian pada 1975, bentuk usaha
industri jamu pun berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Industri
Jamu dan Farmasi Sido Muncul, dimana seluruh usaha dan aset dari CV Industri
Jamu dan Farmasi Sido Muncul digabungkan, dan dilanjutkan oleh perseroan
terbatas tersebut.
Pada 1984, PT.
Sido Muncul memulai modernisasi pabriknya, dengan merelokasi pabrik
sederhananya ke pabrik yang representatrif dengan mesin-mesin modern. Kemudian
demi mengantisipasi kemajuan masa mendatang, Sido Muncul merasa perlu untuk
membangun pabrik yang lebih besar dan modern, maka pada tahun 1997 diadakan
peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran, oleh Sri
Sultan Hamengkubuwono X dan disaksikan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan saat itu.
v
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Seiring waktu berjalan Sido
Muncul mulai mengembangkan bisnisnya yang awalnya hanya berkonsentrasi di
bidang jamu (herbal), maka pada tahun 2004 Sido Muncul membuat divisi baru
yaitu “Divisi Food”.
Produk pertama yang dibuat adalah
minuman energi “Kuku Bima Energi” dengan rasa original. Kemudian produk
berikutnya adalah permen yaitu Permen Tolak Angin, Permen Jahe Wangi dan Permen
Kunyit Asam. Disusul dengan minuman kesehatan seperti Sido Muncul
VitaminC-1000, Kuku Bima Kopi Ginseng, Kopi Jahe Sido Muncul. Susu Jahe, Alang
Sari Plus, Colla Mill. Untuk minuman energi “Kuku Bima Energi” Sido Muncul
mengeluarkan beberapa varian rasa yaitu rasa Anggur, Jambu, Jeruk, Nanas, Kopi,
Mangga, Susu Soda serta Kuku Bima Energi Plus Vitamin C.
Produk-produk yang telah di
produksi sampai saat ini oleh Sido Muncul ada lebih dari 250 jenis produk
dengan produk unggulan Tolak Angin, Kuku Bima Energi, Alang Sari Plus, Kopi
Jahe Sido Muncul, Kuku Bima Kopi Ginseng, Susu Jahe, Jamu Komplit dan Kunyit
Asam .
Tepat tanggal 18 November 2013, perusahaan keluarga ini memilih naik kelas menjadi
perusahaan terbuka dengan tujuan agar perusahaan ini langgeng dan dipercaya
oleh masyarakat. Saat ini PT. Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk. telah menjadi
Pabrik Jamu terbesar di Indonesia dan masih akan terus berkembang dan kini
tercatat dengan Kode saham dari Perseroan SIDO di Bursa Efek Indonesia.
v Anak Perusahaan PT Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk
PT Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk
yang semula berupa industri rumahan ini secara
perlahan berkembang menjadi perusahaan besar dan terkenal seperti sekarang ini,
dan meraih berbagai macam penghargaan dan prestasi baik ditingkat nasional
maupun internasional. Penghargaan tersebut seperti penghargaan Merek Terpopuler, Indonesian
Customer Satisfaction Index (ICSA), Indonesian
Best Brand Award (IBBA), Golden Best
Brand Award, Platinum Best Brand
Award, The Word of Mouth Marketing
(WOMM), Cakram Award, Marketing Award, The Indonesia Herbal Medicine Award, The Indonesian Original Brands Apreciation, dan Indonesia Most Popular Brand In Social Media,
dan Indonesian Original Brand Apreciation.
Dan saat ini PT Jamu dan
Farmasi Sido Muncul, Tbk dipimpin oleh Bapak Irwan
Hidayat sebagai direktur utama. PT Jamu dan Farmasi Sido Muncul,
Tbk senantiasa
menjaga kualitas produk dan melahirkan berbagai inovasi, guna mengakomodir
kebutuhan kesehatan masyarakat. Perkembangan perusahaan yang stabil dibuktikan
dengan PT Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk memiliki beberapa anak
perusahaan. Memiliki anak perusahaan merupakan
salah satu rencana jangka panjang yang dilakukan Grup Sido Muncul guna
melebarkan sayap ke bisnis industri farmasi
Anak perusahaan yang berada
dinaungan PT Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk diantaranya:
· PT Berlico Mulia Farma
· PT Sidomuncul Pupuk Nusantara
PT Berlico Mulia
Farma resmi bergabung menjadi anak perusahaan PT. Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul Tbk tepat pada tanggal 1 September 2014. PT Berlico Mulia Farma berkedudukan
di Kalasana, Yogyakarta memproduksi berbagai macam obat-obatan. Kegiatan
produksi dilakukan di luas tanah berukuran 7,246 meter persegi, telah
dilengkapi dengan fasilitas produksi baik untuk memproduksi obat dalam bentuk
cairan berbentuk sirup/suspensi, tablet, tablet salut, dan cream.
Saat ini PT. Berlico Mulia Farma telah memproduksi
sekitar 80 jenis obat yang terdiri dari produk-produk ethical, OTC, food
supplement, dan medical herbal. Berbagai merek produk yang dipasarkan antara
lain: Anacetine (Obat Penurun Panas), Combicitrine (Obat Cacing), Berlosid
(Obat Mag), Anabion (Multivitamin Anak-anak), Suprabion (Multivitamin untuk
Orang Dewasa), dan Minyak Telon cap 3 anak.
Semarang Herbal Indo Plant (SHI) didirikan
pada tahun 2010, merupakan pabrik bahan baku yang dikembangkan oleh PT Industri
Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk dengan harapan dapat meningkatkan kapasitas
produksi, memperpendek mata rantai produksi, efisiensi, standarisasi dan
membantu petani menampung hasil panen mereka pada saat harga turun. Hasil SHI
adalah ekstraksi untuk memasok produk makanan, minuman, farmasi, nutraceutical, kosmetik dan pertanian.
Menggunakan metode yang terstandar untuk mengestraksi tanaman yang berkhasiat
untuk kesehatan misalkan dari daun, bunga, kulit tanaman, akar, benih dan buah.
Dikerjakan secara teliti dengan prosedur dan pengawasan yang ketat untuk
menjaga kelangsungan tanaman obat dan herbal di Indonesia.
PT Muncul Mekar
didirikan tepat pada tahun 1975 berkantor pusat di Jalan Mlaten Trenggulun nomor
102 Semarang. PT Muncul Mekar ditunjuk sebagai
distributor tunggal perusahaan jamu dan farmasi Sido Muncul. Dalam
perkembangannya, Muncul Mekar berhasil membuka empat kantor Perwakilannya di
Jakarta yang membawahi pemasaran Jabodetabek, Sumatera dan Pontianak, Jawa
Barat mencakup wilayah pemasarannya termasuk provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah
mencakup wilayah pemasaran provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur mencakup wilayah
pemasaran provinsi JawaTimur, Indonesia bagian Tengah dan Indonesia
bagianTimur.
PT Sidomuncul
Pupuk Nusantara merupakan salah satu
anak perusahaan PT Industri Jamu dan
Farmasi Sido muncul yang bergerak dibidang produsen pupuk organik. PT Sidomuncul
Pupuk Nusantara berdiri sejak tahun 2013.
v
Jumlah Saham yang Beredar dari PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul,
Tbk
Saat ini,
produk-produk PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk telah berhasil di ekspor ke beberapa negara Asia Tenggara
(Malaysia, Singapore, Brunei dll), Australia, Korea, Nigeria, Algeria, Hong
Kong, USA, Saudi Arabia, Mongolia dan Rusia. Saat ini perseroan juga tengah
melakukan penjajakan dengan distributor dan perusahaan asal Thailand, Vietnam
dan Jepang.
Dan berdasarkan
informasi mengenai penawaran umum saham yang terdapat di laporan keuangan PT
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk tahun 2014 dijelaskan bahwa
perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK-yang
sebelumnya BAPEPAM-LK) dengan suratnya No. S-421/D.04/2013 untuk melakukan penawaran umum sebanyak 1.500.000.000 saham
dengan nilai nominal Rp 100 (dalam nilai penuh) per saham kepada masyarakat
melalui Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran perdana sebesar Rp 580
(dalam nilai penuh) per saham. Dan seluruh saham tersebut telah dicatatkan di
Bursa Efek Indonesia.
v
Penerapan IFRS (International
Financial Reporting Standards) Dalam Pelaporan Keuangan PT Industri Jamu
dan Farmasi Sido Muncul, Tbk
Dalam PSAK 1 tahun
2012 dinyatakan bahwa laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari
posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan
adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Menurut UU No. 8
Tahun 1995 yang telah diperbaharui pada tahun 1996 tentang pasar modal,
perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada
BAPEPAM LK. Pelaporan dan publikasi laporan keuangan tahunan yang diaudit dan
laporan tengah tahunan yang tidak diaudit adalah bersifat sukarela. Laporan
keuangan yang diserahkan kepada BAPEPAM terdiri dari (1) neraca, (2) laporan
laba-rugi, (3) laporan saldo laba, (4) laporan arus kas, dan (5) catatan
laporan keuangan. Laporan keuangan yang ditetapkan harus sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK).
IFRS merupakan
standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International
Accounting Standar Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional disusun
oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional
(IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal
(IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC). International
Accounting Standar Board (IASB) yang dahulu bernama International
Accounting Standar Committee (IASC), merupakan lembaga independen
untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan
dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi,
dapat dipahami dan dapat diperbandingkan.
Perbedaan utama
standar internasional ini dengan standar yang berlaku di Indonesia terletak
pada penerapan revaluation model, yaitu kemungkinkan penilaian
aktiva menggunakan nilai wajar, sehingga laporan keuangan disajikan dengan
basis ‘true and fair.
Mengadopsi IFRS berarti menggunakan bahasa
pelaporan keuangan global, yang akan membuat perusahaan bisa dimengerti oleh
pasar dunia (global market).
Menurut Dewan
Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), tingkat pengadopsian IFRS dapat dibedakan
menjadi 5 tingkat:
1.
Full
Adoption; Suatu negara
mengadopsi seluruh standar IFRS dan menerjemahkan IFRS sama persis ke dalam
bahasa yang negara tersebut gunakan.
2.
Adopted; Program konvergensi PSAK ke IFRS telah
dicanangkan IAI pada Desember 2008. Adopted maksudnya adalah mengadopsi
IFRS namun disesuaikan dengan kondisi di negara tersebut.
3.
Piecemeal; Suatu negara hanya mengadopsi sebagian
besar nomor IFRS yaitu nomor standar tertentu dan memilih paragraf tertentu
saja.
4.
Referenced
(convergence);
Sebagai referensi, standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu
dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar.
5.
Not
adopted at all; Suatu
negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.
Indonesia menganut
bentuk yang mengambil IFRS sebagai referensi dalam sistem akuntansinya. Program
konvergensi IFRS ini dilakukan melalui tiga tahapan yakni tahap adopsi mulai
2008 sampai 2011 dengan persiapan akhir penyelesaian infrastruktur dan tahap
implementasi pada 2012. Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK –IAI) telah
menetapkan roadmap. Pada tahun 2009, Indonesia belum mewajibkan
perusahaan-perusahaan listing di BEI menggunakan sepenuhnya IFRS, melainkan
masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan nasional atau PSAK. Namun pada
tahun 2010 bagi perusahaan yang memenuhi syarat, adopsi IFRS sangat dianjurkan.
Sedangkan pada tahun 2012, Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan
Dewan Konsultatif SAK dan DSAK merencanakan untuk menyusun/merevisi PSAK agar
secara material sesuai dengan IAS/IFRS versi 1 Januari 2009. Pemerintah dalam
hal ini Bapepam-LK, Kementerian Keuangan sangat
mendukung program konvergensi PSAK ke IFRS.
Konvergensi PSAK ke
IFRS memiliki manfaat sebagai berikut: Pertama, meningkatkan kualitas standar
akuntansi keuangan (SAK). Kedua, mengurangi biaya SAK. Ketiga, meningkatkan
kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan. Keempat, meningkatkan
komparabilitas pelaporan keuangan. Kelima, meningkatkan transparansi keuangan.
Keenam, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui
pasar modal. Ketujuh, meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Untuk melihat
kepatuhan perusahaan di Indonesia dalam penyusunan laporan keuangan sesuai
dengan IFRS, maka secara umum kalimat pernyataan dalam laporan keuangan adalah
sebagai berikut : “Laporan keuangan
konsolidasian ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia, yang mencakup pernyataan dan interpretasinya yang
dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia
dan peraturan-peraturan serta pedoman dan penyajian dan pengungkapan laporan
keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAMLK.”. Termasuk juga dalam laporan
keuangan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk Tahun 2014 (Di bagian
awal-surat pernyataan laporan auditor).
Itu artinya, laporan keuangan PT Industri
Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk Tahun 2014 sudah mengacu pada ketetapan IFRS.
Untuk melihat
perubahan dan dampak dari penerapan IFRS, maka kita dapat melihatnya melalui
Catatan Atas Laporan Keuangan, khususnya pada Kebijakan Akuntansinya.
PSAK yang direvisi
dan ditujukan dalam rangka tujuan konvergensi PSAK terhadap IFRS adalah:
a. PSAK 16 tentang Properti Investasi
b. PSAK 16 tentang Aset Tetap
c. PSAK 30 tentang Sewa
d. PSAK 50 tentang Instrumen Keuangan: Penyajian
dan Pengungkapan
e. PSAK 55 tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan
dan Pengukuran
Perbedaan
mendasar laporan keuangan sebelum penerapan IFRS dan setelah penerapan IFRS
yaitu:
1.
PSAK yang semula
berdasarkan Historical Cost mengubah paradigmanya
menjadi Fair Value based.
Terdapat
kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai penilaian kembali keakuratan
berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas dan ekuitas. Fair Value
based mendominasi perubahan-perubahan di PSAK untuk konvergensi ke IFRS selain
hal-hal lainnya. Sebagai contoh perlunya di lakukan penilaian kembali suatu
aset, apakah terdapat penurunan nilai atas suatu aset pada suatu tanggal pelaporan.
Hal ini untuk memberikan keakuratan atas suatuatas suatu laporan keuangan.
2.
PSAK yang semula
lebih berdasarkan Rule Based berubah menjadi Prinsiple
Based.
Rule
based adalah manakala
segala sesuatu menjadi jelas diatur batasan batasannya. Sebagai contoh adalah
manakala sesuatu materiality ditentukan misalkan diatas 75% dianggap
material dan ketentuan-ketentuan jelas lainnya.
IFRS
menganut prinsip prinsiple based dimana yang diatur dalam PSAK
update untuk mengadopsi IFRS adalah prinsip-prinsip yang dapat dijadikan bahan
pertimbagan Akuntan / Management perusahaan sebagai dasar acuan untuk kebijakan
akuntansi perusahaan.
3.
Pemutakhiran (Update)
PSAK untuk memunculkan transparansi dimana laporan yang dikeluarkan untuk
eksternal harus cukup memiliki kedekatan fakta dengan laporan internal. Pihak
perusahaan harus mengeluarkan pengungkapan pengungkapan (disclosures)
penting dan signifikan sehingga para pihak pembaca laporan yang dikeluarkan ke
eksternal benar-benar dapat menganalisa perusahaan dengan fakta yang lebih
baik.
v
Referensi:
http://www.sidomunculpupuknusantara.com/info-123-sejarah.html (Diakses pada: 07
Maret 2016, 16:06 WIB).
Laporan
Keuangan Tahun 2014 PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk (www.idx.co.id, Diakses pada:
07 Maret 2016, 18:36 WIB).
https://www.google.co.id/search?site=&source=hp&q=contoh+penerapan+ifrs+dalam+laporan+keuangan+perusahaan&oq=contoh+penerapan+ifrs+dalam+laporan+keuangan+perusahaan&gs_l=hp.3...64610.88441.0.88871.86.50.0.0.0.0.2150.2150.9-1.1.0....0...1c.1.64.hp..85.0.0.DYWfz0m-lBI (Diakses
pada: 09 Maret 2016, 05:15 WIB).
http://www.academia.edu/4091611/Dampak_Implementasi_IFRS_BAGI_PERUSAHAAN
(Diakses pada: 09
Maret 2016, 05:37 WIB).
http://aliethok.blogspot.co.id/2012/05/contoh-kasus-pengaruh-penerapan-ifrs.html (Diakses
pada: 09 Maret 2016, 05:54 WIB).
http://fe-akuntansi.unila.ac.id/download/22042015-1011031021.pdf (Diakses
pada: 09 Maret 2016, 05:55 WIB).
http://imanfreelance.blogspot.com/2011/04/pengakuan-unsur-unsur-laporan-keuangan.html (Diakses pada: 09
Maret 2016, 06:11 WIB).
Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama : Sonia.HR
Dosen Matkul : Jessica Barus, SE., MMSi
Kelas : 4EB19
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
0 komentar:
Posting Komentar