Analisis
Jurnal: 2
Topik/Tema : IFRS (International Financial Reporting Standards)
Judul :“Dampak
Konvergensi International Financial
Reporting Standards Terhadap Nilai Relevan Informasi Akuntansi”
Nama Penulis/Peneliti : Siti Suprihatin dan Elok Tresnaningsih
Ringkasan :
Konvergensi PSAK dengan IFRS/IAS merupakan salah satu komitmen dari
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang telah bergabung dengan International
Federation of Accountants (IFAC).
Diharapkan konvergensi PSAK ke dalam IFRS akan meningkatkan fungsi pasar modal
global dengan menyediakan informasi yang lebih dapat diperbandingkan dan
berkualitas tinggi kepada investor (Barth 2008). Selain itu IFRS menjanjikan
tersedianya informasi keuangan yang lebih akurat, komprehensif dan tepat waktu
dibandingkan standar akuntansi nasional yang banyak dipengaruhi oleh hukum
negara, politik dan perpajakan di negara tersebut (Ball 2006). Indonesia mulai melaksanakan konver-gensi International
Financial Reporting Standards (IFRS) terhadap Standar Akuntansi Keuangan
pada tahun 2008. Konvergensi ini dilakukan secara bertahap dengan target
pertama penerapan IFRS dapat diselesaikan pada tahun 2012. Penerapan IFRS di
Indonesia ini lebih lambat dibandingkan negara-negara di Uni Eropa yang telah
mengharuskan perusahaan untuk menerapkan IFRS secara penuh mulai 1 Januari
2005. Sementara itu, Australia telah menerapkan IFRS secara lebih awal lagi
yaitu pada tahun 2002. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2006 hingga 2011, diluar
perusahaan yang bergerak dalam industri keuangan, properti, real estate dan
konstruksi. Hasil proses pemilihan sampel, memperoleh sampel sejumlah 107
perusahaan per tahun, sehingga diperoleh 642 observasi. Pemilihan sampel
dilakukan menggunakan metode purposive sampling. Untuk menguji
hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini digunakan 2 model regresi, yaitu model
penelitian (1) dan model penelitian (2). Model penelitian (1) digunakan untuk menguji
hipotesis H1A dan H1B
bahwa penerapan IFRS telah memperkuat hubungan antara harga saham
dengan nilai buku ekuitas dan laba perusahaan pada tahap awal penerapan IFRS.
Model penelitian (2) digunakan untuk menguji hipotesis H2A
dan H2B, bahwa penerapan
IFRS akan memperkuat hubungan antara harga saham dengan nilai buku dan laba
perusahaan pada tahap lanjut penerapan IFRS. Hasil Model (1), variabel moderasi
POST*BVPS berkoefisien negatif dan tidak signifikan. Hasil Model 2 pada Tabel 4
memperlihatkan bahwa variabel moderasi POST*BVPS ber-koefisien positif dan
signifikan pada α=1%. Penerapan IFRS pada tahap awal tidak terbukti
meningkatkan relevansi nilai dari nilai buku ekuitas terhadap harga saham,
dibandingkan dengan sebelum penerapan IFRS. Hal ini mungkin disebabkan masih
sangat terbatasnya PSAK berbasis IAS/IFRS yang berlaku efektif dalam periode
ini, sehingga investor menilai belum ada peningkatan kualitas angka nilai buku
ekuitas dalam laporan keuangan. Penerapan IFRS pada tahap awal terbukti meningkatkan
relevansi nilai dari laba terhadap harga saham, dibandingkan dengan tahap
sebelum penerapan IFRS. Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun pada tahap awal
PSAK berbasis IAS/IFRS yang diberlakukan masih sangat ter-batas, namun investor
menilai telah ada peningkatan kualitas laba yang disajikan dalam laporan
keuangan. Penerapan IFRS pada tahap lanjut terbukti meningkatkan relevansi
nilai buku ekuitas dan laba terhadap harga saham. Hasil ini menunjukkan bahwa
pemberlakuan lebih banyak PSAK ber-basis IFRS telah dipersepsikan oleh investor
sebagai adanya peningkatan kualitas laporan keuangan, khususnya kualitas angka
nilai buku ekuitas dan angka laba.
>>Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol.10. No.2. Desember 2013-Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Indonesia.<<
Tulisan Ini Adalah
Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama : S.
Hosey Rosalina
Dosen : Jessica
Barus, S.E., Mmsi.
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
0 komentar:
Posting Komentar