Analisis
Jurnal: 1
Topik/Tema : Manajemen Akuntasi
Judul :
“Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan, Manajemen Risiko dan Manajemen Modal Kerja
Terhadap Return Saham (Studi Kasus
Pada Perusahaan Telekomunikasi yang Listing
di BEI Tahun 2010-2013”
Nama Penulis/Peneliti : Dwian Wahyu Prabawa dan Fitri
Lukiastuti
Ringkasan :
Kondisi perekonomian Indonesia yang
menunjukkan kestabilan membuat tingkat kesejahteraan masyarakat menjadi semakin
membaik. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan pendapatan perkapita yang
diikuti dengan tingkat daya beli masyarakat (BPS, 2014). Meningkatnya
kesejahteraan masyarakat berpengaruh terhadap pola kehidupan, termasuk dalam
hal investasi. Masyarakat telah menyadari pentingnya melakukan investasi untuk
masa depan yang lebih baik. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah studi kasus. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah variabel dependen yang berupa return saham. Sedangkan variabel
independennya adalah kinerja keuangan. Kinerja keuangan diproksi oleh Debt
to Equity Ratio (DER), Return On Investment (ROI), Current
Ratio (CR), dan Total Assets Turn Over (TATO). Market Risk
diproksikan dengan interest rate dan Manajemen Modal Kerja dengan
menggunakan proksi Cash Conversion Cycle (CCC). Sedangkan variabel
dependen atau variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yang
dipengaruhi oleh variabel independen adalah return saham. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2013. Penelitian ini akan menggunakan
8 perusahaan telekomunikasi dari tahun 2010 sampai tahun 2013 sebagai sampel
sehingga diperoleh 32 data. Dalam penelitian ini, pengolahan data dilakukan
dengan bantuan program SPSS 19.0 for windows. Data sekunder yang telah
dikumpulkan, selanjutnya akan diolah dengan menggunakan analisis deskriptif,
uji asumsi klasik, uji koefisien determinasi dan selanjutnya dilakukan
pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. Dari hasil penelitian DER terhadap
Return Saham diperoleh koefisien regresi sebesar -0,403 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,009. Karena nilai signifikansinya jauh lebih kecil dari
2,5% atau 0,025, maka hipotesis pertama dapat diterima yang berarti ada
pengaruh antara variabel DER terhadap return saham perusahaan
telekomunikasi. Dari hasil penelitian ROI terhadap Return Saham diperoleh
koefisien regresi sebesar 0,450 dengan nilai signifikansi sebesar 0,006. Karena
nilai signifikansinya jauh lebih kecil dari 2,5% atau 0,025, maka hipotesis
kedua dapat diterima yang berarti ada pengaruh antara variabel ROI terhadap return
saham perusahaan telekomunikasi. Dari hasil penelitian CR terhadap Return
Saham diperoleh koefisien regresi
sebesar -0,125 dengan nilai signifikansi sebesar 0,403. Karena nilai
signifikansinya jauh lebih besar dari 2,5% atau 0,025, maka hipotesis ketiga
tidak dapat diterima yang berarti CR tidak berpengaruh terhadap return saham
perusahaan telekomunikasi. Dari hasil penelitian TATO terhadap return saham
diperoleh koefisien regresi sebesar -0,344 dengan nilai signifikansi sebesar
0,025. Karena nilai signifikansinya sama dengan 2,5% atau 0,025, maka hipotesis
keempat dapat diterima yang berarti ada pengaruh antara variabel TATO terhadap return
saham perusahaan telekomunikasi. Dari hasil penelitian IR terhadap return
saham diperoleh koefisien regresi sebesar 0,311 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,047. Karena nilai signifikansinya jauh lebih besar dari 2,5% atau
0,025 maka hipotesis kelima tidak dapat diterima yang berarti interest rate tidak
berpengaruh terhadap return saham perusahaan telekomunikasi. Dari hasil
penelitian CCC terhadap return saham diperoleh koefisien regresi sebesar 0,004
dengan nilai signifikansi sebesar 0,977. Karena nilai signifikansinya jauh
lebih besar dari 2,5% atau 0,025, maka hipotesis keenam tidak dapat diterima
yang berarti CCC tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan
telekomunikasi. Dari nilai koefisien regresi Debt to Equity Ratio atau
DER yang negatif menunjukkan bahwa total modal yang dibandingkan dengan total
hutang yang dimiliki perusahaan telekomunikasi jumlahnya lebih besar. Nilai
koefisien regresi Return on Investment atau ROI yang positif menunjukkan
bahwa laba bersih setelah bunga dan pajak atau EAT yang dibandingkan dengan
total aktiva yang dimiliki perusahaan telekomunikasi jumlahnya lebih besar.
Nilai koefisien regresi Current Ratio atau CR yang negatif menunjukkan
bahwa aktiva lancar (current assets) dibandingkan dengan hutang lancar (current
liabilities) yang dimiliki perusahaan telekomunikasi jumlahnya lebih kecil
sehingga hasil rasionya negatif. Nilai koefisien regresi Total Asset Turn
Over atau TATO yang negatif menunjukkan bahwa penjualan atau sales yang
dibandingkan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan telekomunikasi
jumlahnya lebih kecil. Nilai koefisien regresi Total Asset Turn Over atau
TATO yang negatif menunjukkan bahwa penjualan atau sales yang
dibandingkan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan telekomunikasi
jumlahnya lebih kecil. Nilai koefisien regresi interest rate atau ir
yang positif menunjukkan bahwa kondisi perekonomian di Indonesia kurang baik.
Nilai koefisien regresi Cash Conversion Cycle atau CCC yang positif
menunjukkan perputaran hari penjualan atau DSO yang dibandingkan dengan
perputaran hari hutang yang dimiliki perusahaan telekomunikasi jumlahnya lebih
besar.
>>Jurnal
Manajemen Indonesia. Vol.15-No.1 April 2015-STIE Bank BPD Jateng.<<
Tulisan Ini Adalah
Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama : S.
Hosey Rosalina
Dosen : Jessica
Barus, S.E., Mmsi.
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
0 komentar:
Posting Komentar